Sebaliknyatransformator step-down menurunkan tegangan karenanya tegangan listrik pada kumparan primer lebih besar dan tegangan listrik pada kumparan sekunder lebih kecil. Transformator A adalah transformator step-down dan transformator B adalah transformator step-up. Jawaban yang benar adalah C. 2. Soal UN IPA SMP 2012/2013 SP 33 No.16.
Hai Quipperian, hayo siapa di antara Quipperian yang pernah melihat komponen listrik bernama trafo? Zaman dahulu, trafo umum ditemukan pada rangkaian lampu TL. Di dalam Fisika, trafo umum dikenal sebagai transformator. Keberadaan trafo berfungsi untuk menaik dan menurunkan tegangan listrik. Tahukah kamu jika mekanisme kerja trafo itu berdasarkan prinsip induksi elektromagnetik, lho. Lalu, apa yang dimaksud induksi elektromagnetik itu? Daripada penasaran, yuk simak selengkapnya! Pengertian Induksi Elektromagnetik Induksi elektromagnetik adalah gejala timbulnya gaya gerak listrik di dalam kumparan atau penghantar akibat perubahan fluks magnetik. Perubahan fluks magnetik disebabkan oleh pergerakan kumparan atau penghantar di dalam medan magnet. Induksi elektromagnetik merupakan prinsip dasar yang digunakan pada beberapa komponen elektronik seperti transformator, dinamo, hingga generator. Ruang Lingkup Induksi Elektromagnetik Ruang lingkup pembahasan induksi elektromagnetik dibagi menjadi tiga kelompok besar, yaitu GGL induksi, induktansi diri, dan aplikasi induksi elektromagnetik. Nantinya, setiap kelompok akan dibagi lagi menjadi beberapa pembahasan. Berikut ini pembahasan lengkapnya! GGL Induksi GGL induksi atau gaya gerak listrik induksi adalah gaya gerak listrik yang dihasilkan di dalam kumparan akibat perubahan medan magnet yang melingkupinya. Itu artinya, GGL induksi memuat sejumlah fluks magnetik. Fluks magnetik sendiri merupakan banyaknya garis gaya magnet yang menembus suatu luasan bidang tertentu. Secara matematis, fluks magnetik dirumuskan sebagai berikut. Rumus Fluks Magnetik Φ = AB cos θ Keterangan Rumus Φ = fluks magnetik Wb A = luas bidang m2 B = induksi magnetik Wb/m2 θ = sudut yang dibentuk oleh luas permukaan bidang dan induksi magnetik Saat membahas GGL induksi, ada dua hukum dasar yang bisa digunakan, yaitu Hukum Faraday dan Hukum Lenz. Hukum Faraday Hukum Faraday ditemukan oleh seorang ilmuwan asal Inggris, yaitu Michael Faraday. Awalnya, Faraday menggerakkan magnet batangan memasuki suatu kumparan, ternyata jarum galvanometer menyimpang ke kanan. Saat magnet batangan digerakkan keluar kumparan, jarum galvanometer bergerak ke kiri. Dari penelitian itu, Faraday menyatakan bahwa pergerakan magnet di dalam kumparan telah menghasilkan ggl induksi yang besarnya sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik dan banyaknya lilitan. Secara matematis, besarnya GGL induksi Faraday dirumuskan seperti berikut ini. Keterangan Rumus ε = ggl induksi V N = jumlah lilitan laju perubahan fluks magnetik Wb/s. Jika laju perubahan fluks magnetiknya terjadi dalam waktu yang sangat singkat hingga mendekati nol, maka persamaannya menjadi Dengan laju perubahan fluks magnetik Wb/s. Hukum Lenz Hukum Lenz ditemukan oleh Heinrich Lenz, yaitu ilmuwan Fisika asal Rusia. Hukum ini membahas tentang arah arus induksi pada kumparan akibat perubahan fluks magnetik. Menurut Lenz, arus induksi yang terbentuk di dalam kumparan akan menghasilkan suatu medan magnet. Arah medan magnet tersebut berlawanan dengan arah perubahan fluks magnetik asalnya. Rumus dasar Hukum Lenz sama dengan Hukum Faraday, yaitu Untuk Φ = AB cos θ, diperoleh Jika sebuah batang konduktor sepanjang l digerakkan di dalam medan magnet B dengan kecepatan v, maka ggl induksi yang muncul sebanding dengan ketiga besaran tersebut. Secara matematis, dirumuskan seperti di bawah ini. ε = Blv Dengan ε = ggl induksi V B = medan magnet T l = panjang konduktor m v = kecepatan konduktor m/s Induktansi Diri Induktansi diri adalah induktansi yang ditimbulkan oleh adanya ggl induksi di dalam suatu kumparan akibat pengaruh medan magnet. Secara matematis, hubungan antara ggl induksi dan induktansi diri dirumuskan sebagai berikut. Keterangan Rumus L = induktansi diri H I/t = laju perubahan kuat arus listrik setiap waktu A/s Besarnya induktansi diri dipengaruhi jumlah lilitan kumparan, fluks magnetik, dan kuat arus listrik yang secara matematis bisa dinyatakan seperti di bawah ini. Keterangan Rumus L = induktansi diri H N = jumlah lilitan Φ = fluks magnetik Wb I = kuat arus listrik A Suatu komponen elektronik yang menghasilkan induktansi disebut sebagai induktor. Energi yang tersimpan di dalam induktor sebanding induktansi diri dan kuat arus. Keterangan Rumus W = energi induktor J L = induktansi diri H I = kuat arus listrik A Aplikasi Induksi Elektromagnetik Prinsip induksi elektromagnetik banyak diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya pada transformator dan generator. Seperti apa penerapan induksi elektromagnetik pada transformator dan generator? Yuk, simak selengkapnya! Transformator Di awal artikel ini, Quipper Blog sudah membahas sedikit tentang trafo atau transformator. Transformator merupakan alat elektronik yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik AC. Secara umum, transformator dibagi menjadi dua, yaitu transformator step up dan transformator step down. Apa perbedaan antara keduanya? Transformator step up Transformator step up adalah transformator yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik. Transformator ini memiliki jumlah lilitan sekunder yang lebih banyak daripada lilitan primernya, sehingga tegangan listrik sekunder Vs akan lebih besar daripada tegangan listrik primernya Vp. Transformator step down Transformator step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik. Ciri transformator step down adalah jumlah lilitan sekundernya lebih sedikit daripada jumlah lilitan primernya, sehingga tegangan sekunder akan lebih kecil daripada tegangan listrik primer Vs Adapun rumus yang berlaku pada transformator adalah sebagai berikut. Keterangan Rumus VP = tegangan listrik primer V VS = tegangan listrik sekunder V NP = jumlah lilitan primer NS = jumlah lilitan sekunder IP = kuat arus primer A IS = kuat arus sekunder A Generator Generator merupakan suatu mesin yang bisa mengubah energi mekanik menjadi energi listrik. Secara umum, generator dibagi menjadi dua, yaitu generator AC dan DC. Generator AC adalah generator yang mampu menghasilkan arus AC. Di dalam generator ini terdapat kumparan yang terdiri dari banyak lilitan, rotor, magnet permanen, cincin logam, dan sikat logam. Energi listrik yang dihasilkan generator berasal dari arus induksi akibat perubahan fluks magnetik pada saat kumparan berputar. Oleh karena putaran kumparan berada di dalam pengaruh medan magnet, maka akan muncul suatu gaya yang disebut gaya Lorentz. Secara matematis, tegangan atau ggl induksi yang dihasilkan oleh generator ini dinyatakan sebagai berikut. Rumus Tegangan Listrik ε = NBA𝜔 sin θ Keterangan Rumus ε = ggl induksi atau tegangan V N = jumlah lilitan B = medan magnet T A = luas permukaan bidang kumparan m2 𝜔 = kecepatan sudut kumparan rad/s 𝜃 = sudut yang dibentuk oleh medan magnet dan bidang kumparan Sementara generator DC adalah generator yang menghasilkan arus listrik searah Contoh Soal Induksi Elektromagnetik Agar kamu semakin paham dengan materi kali ini, yuk simak contoh soal di bawah ini. Contoh Soal 1 Suatu kumparan memiliki induktansi diri 0,4 H. Di dalam kumparan, terjadi perubahan arus listrik dari 300 mA menjadi 200 mA dalam kurun waktu 0,1 s. Berapakah ggl induksi yang dihasilkan oleh kumparan tersebut? Diketahui L = 0,4 H I = 200 – 300 = -100 mA = -0,1 A t = 0,1 s Ditanya ε =… Jawaban Untuk menentukan ggl induksi yang dihasilkan kumparan, gunakan persamaan berikut ini. Jadi, ggl induksi yang dihasilkan adalah 0,4 V. Contoh Soal 2 Pak Dika memiliki transformator step down yang mampu mengubah tegangan 100 V menjadi 25 V. Jika jumlah lilitan sekundernya 200, berapakah jumlah lilitan primernya? Diketahui Vp = 100V Vs = 25V Ns = 200 Ditanya Np =…? Jawaban Jumlah lilitan primer bisa kamu tentukan dengan persamaan umum transformator berikut ini. Jadi, jumlah lilitan primernya adalah 800 lilitan. Contoh Soal 3 Suatu kumparan memiliki jumlah lilitan sebanyak 500. Jika setiap detik terjadi perubahan fluks magnetik 0,8 Wb, tentukan ggl induksi yang dihasilkan! Diketahui A = 150 cm2 = 1,5 x 10-2 m2 N = 500 t = 1 Φ = 0,8 Wb Ditanya ε =…?” Jawaban Untuk menentukan ggl induksi, gunakan persamaan di bawah ini. Jadi, ggl induksi yang dihasilkan pada kumparan tersebut adalah -400 Volt. Itulah pembahasan Quipper Blog kali ini. Semoga bermanfaat, ya. Untuk melihat materi lengkapnya, yuk buruan gabung Quipper Video. Salam Quipper!
Lilitanpada transformator step down memiliki jumlah yang lebih banyak daripada lilitan sekunder sehingga menghasilkan tegangan yang lebih sedikit dibandingkan tegangan asal. Kuat arus di dalam lilitan sekunder pada trafo step down lebih rendah dibandingkan kuat arus pada lilitan primer.

Pengertian Trafo atau transformator adalah alat untuk mengubah tegangan listrik bolak-balik menjadi lebih besar atau menjadi lebih kecil. Contoh trafo bisa kita lihat pada tiang listrik. Pada tiang listrik biasanya terdapat trafo yang berbentuk kotak atau yang bulat. Di dalam rumah kita juga terdapat trafo pada lampu neon. Kalau trafo pada lampu neon berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik dari PLN. Pada umumnya, transformator dibagi menjadi dua, yaitutransformator step-up untuk menaikkan tegangan dan transformator step down untuk menurunkan tegangan listrik.Bagian-bagian transformator Kumparan primer yang dihubungkan dengan tegangan masukanKumparan sekunder yang dihubungkan dengan tegangan keluaranInti besiPada transformator tidak dapat digunakan untuk menaikan daya listrik satuannya watt. Mengapa tidak bisa digunakan untuk menaikkan daya? Karena daya masukan dan daya keluaran pada trafo relatif sama. Trafo juga tidak dapat digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan pada listrik searah DC yang bersumber dari aki ataupun TransformatorKeterangan Np = Jumlah lilitan kumparan primerNs = Jumlah lilitan kumparan sekunderVp = Tegangan pada kumparan primer masukkanVs = Tegangan pada kumparan sekunder keluaranIp = Arus pada kumparan primerIs = Arus pada kumparan sekunderRumus Efisiensi TrafoPs = Daya listrik sekunder WattPp = Daya listrik primerWattEfisiensi transformator merupakan perbandingan antara daya primer masukan dengan daya sekunder keluaran. Simbol efisiensi trafo disebut “eta“. Ketika trafo sedang bekerja maka akan menimbulkan panas. Jika terjadi panas, maka ada energi yang hilang kemudian menjadi energi kalor atau panas. Dalam kehidupan sehari-hari, sangat jarang trafo yang memiliki efisiensi 100%.Transformator Step-UpTransformator Step-Up berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik bolak-balik PLN.Ciri-ciri transformator step up Ns > Np jumlah lilitan sekunder lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan primerVs > Vp tegangan sekunder lebih tinggi daripada tegangan primerIs Np jumlah lilitan sekunder lebih banyak dibandingkan jumlah lilitan primerVs > Vp tegangan sekunder lebih tinggi daripada tegangan primerIs Ip Kuat arus listrik sekunder lebih besar daripada kuat arus primerContoh soal transformator1. Suatu trafo step up memiliki jumlah kumparan primer dan sekundernya yang masing yang masing-masing 100 lilitan dan 200 lilitan. Jika trafo tersebut dihubungkan dengan tegangan masukan dari listrik PLS sebesar 220 volt. Berapakh tegangan pada lilitan sekundernya?Jawab Np = 100 ; Ns = 200 ; Vp = 220 voltVs = ….2. Sebuah transformator step down memiliki tegangan primer 300 volt dan tegangan sekunder 100 volt. Jika kuat arus pada lilitan primer 1 A, berapakah kuat arus pada lilitan sekundernya?Jawab Vp = 300 volt ; Vs = 100 volt ; Ip = 1 AIs = ….3. Sebuah trafo dihubungkan dengan tegangan listrik 220 volt. Jika tegangan keluarnya 110 volt dan kuat arus pada lilitan sekundernya 4 A. Berapakah kuat arus pada lilitan primernya?Jawab tegangan masukan = Vp = 220 volt ;tegangan keluaran = Vs = 110 volt ; Is = 4 AIp = ….4. Perhatikan gambar berikut ini! Berapakah jumlah lilitan primer pada trafo tersebut?Ns = 250 ; Ip = 2 A ; Is = 4 ANp/Ns = Is/IpNp = Ns . Is / IpNp = 250 . 4 / 2Np = 1000 / 2Np = 500 lilitan5. Diketahui efisiensi transformator adalah 60%. Jika daya keluaran pada trafo tersebut 300 Watt, berapakah daya masukannya?Jawab efisiensi = 60% ; Ps = 300 WPs = ….jadi daya primer pada trafo tersebut adalah 50 watt.

c Kuat arus primer selalu lebih besar dari kuat arus sekunder, (Ip> Is) 2. Ciri-ciri Trafo step-down a. Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih besar dari jumlah lilitan kumparan sekunder, (Ip> Ns) b. Tegangan primer selalu lebih besar dari tegangan sekunder (Vp > Vs) c. Kuat arus primer selalu lebih kecil dari kuat arus sekunder, (Ip< Is)
Rumus transformator step down dan contoh cara menghitungnya dengan mudah. Transformator step down adalah transformator yang berfungsi untuk menurunkan tegangan listrik ac. Kebalikan dari transformator step down adalah transformator step up yang berfungsi untuk menaikkan tegangan listrik ac. Pada proses penurunan tegangan yang dilakukan oleh transformator atau trafo tidak terjadi perubahan pada daya listrik. Yang ada hanyalah perubahan arus atau pun tegangannya saja. Karena itu daya input dan daya output pada transformator akan memiliki nilai yang sama secara ideal. Transformator step down banyak dijumpai pada peralatan elektronika rumah tangga, seperti perangkat audio, televisi, radio, dan mainan elektronika anak anak. Bentuk dan besar daya yang dimiliki oleh transformator step down yang ada di pasaran bervariasi sesuai dengan jenis penggunaannya. Bagian utama transformator step downRumus transformator step down1. Rumus menghitung jumlah lilitan dan tegangan transformator step down2. Rumus menghitung arus pada transformator step downAkhir kata Bagian utama transformator step down Secara umum transformator step down yang sederhana terdiri dari dua bagian trafo yang utama, yaitu kumparan dan inti trafo. Inti trafo umumnya terbuat dari bahan besi lunak atau ferrit dengan kualitas terbaik. Sementara kumparan transformator terbuat dari tembaga yang dilapisi isolator untuk menghindari hubungan singkat antar lilitan. Kumparan pada trafo terdiri dari dua bagian kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan primer terhubung langsung dengan sumber arus listrik ac . Sementara kumparan sekunder terhubung ke perangkat atau rangkaian elektronika. Umumnya diameter kawat tembaga pada kumparan primer trafo lebih kecil dibandingkan dengan kumparan sekundernya. Hal ini dikarenakan besar aliran arus listrik pada kumparan primer lebih kecil dibandingkan dengan kumparan sekunder. Kedua kumparan transformator melilit pada inti yang sama sehingga terjadi proses induksi bersama ketika kumparan primer dialiri arus listrik. Adanya proses induksi bersama atau mutual induction inilah yang menyebabkan munculnya tegangan listrik pada kumparan sekunder. Dengan kata lain, tegangan yang dihasilkan oleh kumparan sekunder trafo merupakan tegangan induksi akibat adanya aliran tegangan pada kumparan primer. Kedua kumparan tersebut tidak terhubung fisik secara langsung, namun berhubungan secara magnetis. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, tegangan yang muncul pada kumparan sekunder transformator adalah berupa tegangan induksi . Besarnya tegangan induksi yang dihasilkan oleh kumparan sekunder trafo akan bergantung pada perbandingan jumlah lilitan kedua kumparan tersebut. Dengan mengetahui rumus perbandingan kumparan transformator, kita dapat merancang sebuah transformator dengan mudah. Kita bisa mengatur besar tegangan sekunder sesuai yang diinginkan dengan menggunakan rumus transformator. 1. Rumus menghitung jumlah lilitan dan tegangan transformator step down Berikut ini adalah rumus transformator step down untuk menghitung lilitan dan tegangan \frac{N_p}{N_s} = \frac{V_p}{V_s} Contoh Soal 1. Hitung berapa jumlah lilitan sekunder yang diperlukan untuk menghasilkan besar tegangan sekunder 24 Volt jika jumlah lilitan primer sebanyak 80 lilitan dan tegangan primer 220 volt ? Jawab \frac{N_p}{N_s} = \frac{V_p}{V_s} \\ N_s = \frac{N_p \times V_s}{V_p} = \frac{80 \times 24}{220} = 8, 7 \ lilitan. 2. Berapa tegangan sekunder yang dihasilkan pada sebuah transformator yang memiliki jumlah lilitan primer sebanyak 120 lilitan dan lilitan sekunder sebanyak 40 lilitan jika pada kumparan primer diberi tegangan listrik sebesar 110 volt ? Jawab \frac{N_p}{N_s} = \frac{V_p}{V_s} \\ V_s = \frac{N_s \times V_p}{N_p} = \frac{40 \times 110}{120} = 36,7 \ lilitan 2. Rumus menghitung arus pada transformator step down Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, daya listrik yang dihasilkan oleh kumparan sekunder transformator akan sama dengan daya listrik pada kumparan primer trafo. Dengan kata lain daya masuk sama dengan daya keluar. Karena daya listrik merupakan arus dikalikan tegangan, maka perbandingan arus primer dan sekunder sama dengan perbandingan tegangan primer dan sekunder. Atau bisa dibuat menjadi rumus persamaan arus pada transformator sebagai berikut \frac{V_p}{V_s} = \frac{I_p}{I_s} Atau sama saja dengan \frac{I_p}{I_s} = \frac{N_p}{N_s} Contoh Soal 1. Hitung berapa arus listrik yang mengalir pada kumparan sekunder trafo step down yang memiliki tegangan primer dan sekunder adalah 100 volt dan 30 volt dengan besar arus primer 2 A ? Jawab \frac{V_p}{V_s} = \frac{I_p}{I_s} \\ I_s = \frac{V_p \times I_p}{V_s} = \frac{100 \times 2}{30} = 6,7 A 2. Hitung berapa besar arus listrik yang dibutuhkan kumparan primer transformator step down untuk menghasilkan daya keluaran sebesar 60 Watt pada tegangan 12 volt jika besar tegangan primer sebesar 220 volt ? Jawab Maka besar arus listrik primer I_p= \frac{P}{V_p} = \frac{60}{220} = 0,8 A Akhir kata Demikian cara menghitung rumus transformator step down. Perlu diingat bahwa besar tegangan yang dihasilkan oleh trafo step down pasti lebih kecil dari tegangan yang dimasukkan. Namun besar arus listrik pada kumparan sekunder akan lebih besar daripada kumparan primer. Karena itu ketika kita merancang sebuah transformator step down harus diperhatikan pada pemilihan kawat tembaga yang akan digunakan sebagai kumparan sekunder. Karena kumparan sekunder akan dialiri arus listrik yang lebih besar, maka kawat tembaga yang digunakan harus mempunyai diameter yang lebih besar pula dibandingkan kawat untuk kumparan primer. Meskipun secara ideal besar daya masuk pada trafo sama dengan daya keluar, namun pada kenyataannya terjadi disisipasi atau penghamburan daya akibat banyak faktor. Pembuangan daya pada trafo dikenal dengan nama kerugian daya. Sehingga trafo yang baik memiliki tingkat efisiensi terhadap kerugian daya adalah yang mendekati nilai 100%.
Teganganprimer : tegangan sekunder = Np/Ns = 3/1. Maka, Ns/Np = 1/3. Dilansir dari Lumen Learning, tegangan keluaran transformator bergantung pada rasio atau perbandingan jumlah lilitan kumparannya. Hubungan tersebut ditunjukkan oleh persaman transformator sebagai berikut: Vp/Vs = Np/Ns Vs = (Ns/Np) x Vp Vs = (1/3) x 2,5 = 2,5/3 = 0,83 V
Trafo atau dalam dunia elektronika kerap disebut sebagai transformator ini merupakan alat statis yang fungsinya dapat mengubah daya listrik dari satu sirkuit ke sirkuit lain tanpa ada bagian yang bergerak. Merupakan salah satu komponen yang sangat familiar di kalangan pecinta rangkaian. Trafo ini ada dua jenis yaitu trafo step down dan trafo step up yang mempunyai fungsi yang berbeda dengan kegunaan yang sama-sama penting. Namun kali ini kita akan membahas terlebih dahulu mengenai rumus trafo step down, rumus, fungsi, ciri, dan cara kerjanya. Pengertian Transformator Step DownRumus Trafo Step DownFungsi Transformator Step DownCiri Trafo Step Down1. Tegangan Listrik2. Jumlah Lilitan3. Arus yang DihasilkanPerbedaan Trafo Step Down dan Step UpFungsiJumlah LilitanTegangan ListrikKuat Arus ListrikCara Kerja Trafo Step DownKesimpulan Pengertian Transformator Step Down Bagi yang baru terjun di dunia elektronika dan penasaran mengenai trafo step down ini maka mari kita pelajari terlebih dahulu mengenai pengertian trafo step down. Trafo jenis ini merupakan perangkat listrik pasif yang mampu melakukan transfer energi listrik dari satu rangkaian listrik ke rangkaian lainnya. Keberadaannya sangat bermanfaat dalam jaringan elektronika yang sedang dibuat. Karena trafo ini juga dapat menyalurkan langsung ke beberapa perangkat yang lainnya dengan baik. Sehingga komponen ini termasuk sebagai salah satu komponen yang sangat penting. Transformator step down ini juga mempunyai kaitan dengan perangkat elektronik yang memiliki kemampuan untuk menurunkan arus tegangan listrik. Selain itu step down ada juga trafo step upnya. Trafo seperti ini mempunyai dua kumparan yang mana dapat melilit inti besi yang digunakan sebagai penguat medan magnet. Biasanya pada trafo step down ini mempunyai jumlah kumparan sekunder jauh lebih sedikit dibandingkan dengan yang primer. Fungsi dari kumparan dengan jumlah sedikit yang melilit di medan magnet tersebut membuat arus yang dihasilkan tersebut akan semakin kecil. Hal seperti inilah yang kemudian dapat menjadi alasan dasar mengapa jumlah kumparan sekunder tersebut sedikit. Karena fungsinya tersebutlah sehingga arus yang dihasilkan tidak akan terlalu besar. Kemudian karena hal tersebut maka trafo ini akhirnya akan mempunyai tegangan sekunder lebih rendah dibandingkan dengan tegangan primer. Rumus Trafo Step Down Rumus step down juga harus diketahui sebelum mulai merangkai elektronika. Karena dalam rangkaian elektronika ini, transformator step down harus dapat disesuaikan dengan kebutuhan beban. Ketika arus yang Anda perlukan dalam rangkaian memiliki beban yang lebih besar dari arus output yang dikeluarkan oleh transformator step down. Hal ini harus diperhatikan dengan benar, sebab cukup berbahaya karena mampu menyebabkan panas yang berlebihan dan menyebabkan trafo tersebut menjadi rusak. Dan parahnya dapat merusak komponen lainnya yang berkaitan. Mengenai rumus trafo step down sendiri adalah Vp/Vs = Np/Ns, Vp/Vs = Is/Ip, dan Np/Ns = Is/Ip. Dengan keterangan lengkapnya Vptegangan primer, Vs tegangan sekunder, Nplilitan primer, Nslilitan sekunder, Iparus primer, dan Isarus sekunder. Rumus tersebut merupakan rumus transformator step down yang biasa digunakan dalam rangkaian elektronika. Patut dihafalkan untuk seorang pemula yang sedang belajar dan belum banyak memahami seluk beluk rangkaian agar tidak terjadi kesalahan. Fungsi Transformator Step Down Kemudian pembahasan selanjutnya dari rumus trafo step down, rumus, fungsi, ciri, dan cara kerjanya. Adalah dari fungsinya, fungsi yang paling dasar dari transformator step down ini adalah menurunkan tegangan listrik. Sehingga dapat menghasilkan tegangan yang lebih kecil sesuai dengan kebutuhan elektronika. Meskipun fungsi dasar dari trafo step down hanya satu namun kegunaannya sendiri pada akhirnya cukup banyak. Misalnya seperti power supply yang menggunakan trafo step down. Fungsi lainnya adalah dapat dipakai semua perangkat elektronika seperti amplifier, radio, charger gadget, booster antena televisi dan lain sebagainya. Bagi ukuran transformator step down ini mempunyai fungsi yang sangat variatif tergantung dengan arus output yang dikeluarkan oleh trafo tersebut. Sehingga dalam prosesnya semakin besar arus yang dikeluarkan oleh trafo ini maka dimensi pada trafo tersebut akan besar juga. Baca Juga 6 Macam Komponen Listrik Beserta Fungsi dan Simbol Semua hal ini diakibatkan karena diameter lilitan sekunder yang dimilikinya jauh lebih besar untuk menopang gaya gerak listrik induksi elektromagnet kumparan primer ke kumparan sekunder. Sehingga ketika transformator step down ini akhirnya dialiri oleh tegangan listrik AC 220 V di bagian primer, maka kumparan primer ini dapat dikelilingi oleh inti besi yang muncul pada elektromagnet tersebut. Gaya seperti ini dapat timbul seiring seiring dengan perubahan garis gaya yang ditimbulkan oleh arus AC tersebut. Hal itu disebabkan karena garis gaya magnet ini dapat memunculkan gaya gerak listrik di kumparan sekunder trafo tersebut. Kemudian jumlah gaya gerak listrik ini dapat muncul pada kumparan sekunder dan bisa disesuaikan dengan jumlah lilitan maupun diameternya. Sehingga perangkai dapat membuat lilitan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh rangkaian tersebut. Sederhananya, pengertian dari trafo step down adalah trafo yang dirancang secara khusus untuk menurunkan tegangan dari primer ke sekunder. Kemudian rasio transformasi transformator akan sama dengan akar kuadrat dari rasio induktansi primer ke sekunder L. Pada umumnya, Trafo step down ini penggunaannya adalah dalam adaptor daya dan penyearah untuk menurunkan tegangan secara efisien. Untuk lebih jelasnya dapat melihat contoh pada perangkat saluran transmisi daya. Sebagaimana yang sudah sempat disinggung di atas bahwa Trafo Step Down merupakan sebuah alat kelistrikan yang digunakan untuk menurunkan tegangan listrik. Kemudian mengenai contoh trafo step down yang juga memiliki fungsi sebagai transmisi energi listrik agar dapat terbagi dengan sangat baik. Umumnya fungsi seperti ini digunakan pada generator pembangkit listrik yang memiliki cara kerja tidak jauh berbeda dengan Trafo yang digunakan oleh PLN. Ciri Trafo Step Down Kemudian setelah membahas mengenai apakah itu Trafo Step Down, maka selanjutnya adalah membahas mengenai beberapa ciri-ciri dari Trafo Step Down. Agar dapat mengenalnya dengan baik maka inilah beberapa ciri-ciri dari Trafo yang berfungsi untuk menurunkan tegangan kelistrikan tersebut. 1. Tegangan Listrik Ciri yang paling mudah dikenali dan merupakan ciri yang pertama dari Transformator Step Down adalah terletak pada tegangan yang dihasilkannya. Yang mana ketika sebuah rangkaian elektronika, sudah menggunakan Trafo Step Down maka akan memiliki tegangan primer yang lebih kuat dibandingkan dengan tegangan sekunder. 2. Jumlah Lilitan Kemudian ciri yang kedua adalah dilihat dari jumlah lilitan yang terdapat pada Transformator Step Down. Dapat dilihat dengan jelas ketika melihat Trafo Step Down pasti mempunyai jumlah lilitan primer yang terlihat lebih banyak dibandingkan dengan jumlah lilitan Sekunder. 3. Arus yang Dihasilkan Kemudian ciri lain yang dapat ditandai selain tegangan listrik dan jumlah lilitan, ciri-ciri selanjutnya dari Trafo Step Down adalah terletak pada arus yang dihasilkannya. Yang mana jika pada Transformator ini arus primer yang dihasilkannya akan lebih kecil dibandingkan dengan arus sekunder. Demikianlah tiga ciri dari trafo step down yang dapat dikenali dengan mudah dan jelas. Sehingga pastinya mudah dihafalkan oleh para pecinta elektronika pemula yang baru belajar. Sehingga tidak akan melakukan kesalahan pemasangan dengan jenis trafo yang lainnya. Baca Juga Pengertian Dioda Dan Fungsinya yang Wajib Anda KetahuiPengertian Transistor, Jenis, Cara Kerja, dan FungsinyaPengertian Kapasitor Dan Fungsinya Yang Harus Kamu TahuPengertian Resistor, Fungsi Resistor, dan Jenisnya Perbedaan Trafo Step Down dan Step Up Kemudian yang perlu dibahas dalam rumus trafo step down, rumus, fungsi, ciri, dan cara kerjanya selanjutnya adalah perbedaan antara trafo step down dan trafo step up. Karena meskipun sama-sama trafo namun mempunyai kegunaan yang berbeda. Perbedaan yang paling utama antara trafo step-up dan step-down adalah bahwa trafo step-up meningkatkan tegangan output, sedangkan trafo step-down mengurangi tegangan output. Selain itu juga mempunyai perbedaan pada fungsi, jumlah lilitan, tegangan listrik dan juga kuat arus listriknya. Agar Anda dapat memahami dengan jelas mengenai perbedaan kedua trafo tersebut. Maka Anda dapat menyimak penjelasan lengkapnya mengenai perbedaan transformator step up dan step down berikut ini Fungsi Perbedaan yang paling jelas dan juga sebagai yang pertama terletak pada fungsi dari kedua Transformator tersebut. Yang mana untuk fungsi dari kedua Transformator ini sudah memiliki perbedaan yang jauh mulai dari fungsi Trafo Step Down adalah untuk menurunkan tegangan listrik sedangkan Trafo Step Up memiliki fungsi untuk menaikan tegangan listrik. Jumlah Lilitan Kemudian perbedaan selanjutnya adalah terletak pada jumlah lilitan yang ada pada Transformator. Ketika dihitung jumlah lilitan pada Trafo Step Down terhitung lebih banyak dibandingkan lilitan sekunder, Sementara untuk Trafo Step Up mempunyai jumlah lilitan primer yang lebih sedikit dibandingkan dengan jumlah lilitan sekunder. Tegangan Listrik Selanjutnya adalah perbedaan yang dilihat dari tegangannya. Tegangan kumparan primer pada trafo step up ini kekuatannya lebih kecil dibandingkan tegangan pada kumparan sekunder. Sementara itu pada trafo step down mempunyai sifat sebaliknya, yakni tegangan kumparan primer lebih besar dibanding tegangan kumparan sekunder. Kuat Arus Listrik Untuk selanjutnya arus listrik juga dapat menjadi pembeda bagi trafo step down dan trafo step up. Sebagaimana yang diketahui bahwa arus listrik yang dihasilkan oleh trafo step down mempunyai lebih banyak adalah arus sekunder dan lebih sedikit arus primer. Sementara itu mengenai Trafo Step Up mempunyai arus sekunder yang lebih banyak dibandingkan dengan arus primer. Dengan demikian tidak boleh salah memasang karena akibatnya akan menjadi fatal dalam rangkaian tersebut. Demikianlah perbedaan yang dapat dilihat dengan jelas dari kedua jenis trafo yang berbeda tersebut. Sehingga pengguna pemula harus memperhatikan baik-baik ketika membuat rangkaian sehingga dapat memilih trafo yang tepat untuk digunakan. Cara Kerja Trafo Step Down Setelah memahami berbagai hal mengenai rumus trafo step down, rumus, fungsi, ciri, dan cara kerjanya diatas maka selanjutnya kita akan membahas mengenai cara kerja dari Trafo Step Down. Yang mana pada transformator memiliki cara kerja yang mirip dengan hukum industri elektronik faraday. Yaitu dapat menjelaskan ketika fluks magnetik menghubungkan perubahan sirkuit maka rangkaian akan melakukan proporsional dengan beberapa fluks yang ada. Karena lilitan pada sebuah Trafo Step Down akan saling industri antar lilitan atau antara satu dan yang lainnya. Bahkan pada setiap lilitan, baik itu pada Trafo Step Down dan pada Trafo Step Up akan secara sekaligus menentukan Gaya Motif Elektro yang di industri menggunakan Rasio Putar. Demikianlah cara kerja trafo step down yang dapat Anda gunakan untuk membuat sebuah rangkaian menjadi sempurna. Kesimpulan Kesimpulannya adalah trafo yang sama dapat digunakan sebagai trafo step-up atau step-down. Namun semua itu tergantung pada cara di mana ia terhubung pada sirkuit. Sehingga ketika suplai input diberikan pada belitan tegangan rendah, maka itu menjadi transformator step-up. Namun ketika suplai input diberikan pada belitan tegangan tinggi, transformator menjadi step-down. Pada prinsipnya transformator step up merupakan bagian penting dari pembangkit listrik dan sistem transmisi. Kedua jenis Trafo ini sepintas mirip karena sama-sama berfungsi untuk mengatur ketegangan listrik, namun mempunyai perbedaan dimana trafo step down berfungsi menurunkan tegangan listrik sementara Trafo Step Up berfungsi untuk menaikan suara.
Padatransformator step-up jumlah lilitan sekunder (Ns) lebih banyak daripada jumlah lilitan primer ( N p). Transformator step-down digunakan untuk menurunkan tegangan listrik arus bolak-balik, dengan jumlah lilitan primer ( N p) lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder ( N s). Rumus Persamaan Transformator
– Transformator adalah perangkat elektronika yang berfungsi untuk mengubah tegangan dalam suatu rangkaian listrik. Berikut adalah rumus-rumus yang digunakan dalam transformator, beserta pejelasannya! Persamaan transformator Rumus transformator diawali dengan prinsip kerjanya, yaitu perubahan fluks magnetik. Menurut Hukum Faraday, di mana tegangan bergantung pada jumlah lilitan dan laju perubahan fluks medan magnet. Dilansir dari Physics LibreTexts, Kirchoff juga memberitahukan bahwa ggl induksi persis sama dengan input voltase. Sehingga, didapatkan persamaan transformator sebagai berikutVp/Vs = Np/Ns Dengan,Vp tegangan kumparan primerVs tegangan kumparan sekunderNp jumlah lilitan kumparan primerNs jumlah lilitan kumparan sekunder Persamaan transformator menggambarkan hubungan tegangan dan jumlah lilitan pada trafo. Baca juga Transformator Pengertian, Fungsi, dan Prinsip Kerjanya Mencari arus pada trafo Dari persaman transformator di atas, kita dapat menentukan rumus arus yang mengalir pada trafo. Dilansir dari Lumen Learning, jika tegangan naik maka arus akan ikut naik dan jika tegangan berkurang maka arus akan meningkat. Sehingga, persamaan transformasinya menjadi Vp/Vs = Np/Ns = Is/Ip Dengan,Is arus sekunderIp arus primer Perlu diingat, bahwa trafo step up menaikkan tegangan dan menurunkan arus. Sehingga, arus sekunder trafo step up akan selalu lebih kecil dari arus primernya Is Ip. Baca juga Mencari Kuat Arus Keluaran pada Trafo Rumus mencari arus sekunder pada trafo Dari persamaan di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa rumus mencari arus sekunder pada trafo adalah Is = Vp/Vs x Ip Atau, jika yang diketahui jumlah lilitannya maka rumus arus sekunder trafo menjadi Is = Np/Ns x Ip Rumus mencari arus primer pada trafo Selain mencari arus sekunder, kita juga dapat mencari arus primer berdasarkan persamaan transformasi. Berikut adalah rumus arus primer pada trafo Ip = Vs/Vp x Is Atau, jika diketahui jumlah lilitannya maka rumus arus primer trafo menjadi Ip = Ns/Np x Is Baca juga Penerapan Induksi Magnetik pada Trafo Rumus mencari tegangan trafo Rumus mencari tegangan trafo step up dan trafo step down didapatkan dari persamaan transformator yang sama. Bedanya, pada trafo step up tegangan sekunder akan selalu lebih besar dari tegangan primer. Adapun, tegangan sekunder trafo step down akan selalu lebih kecil dari tegangan primernya. Rumus mencari tegangan sekunder trafo Vs = Ns/Np x Vp Atau, jika diketahui arusnya maka rumus mencari tegangan sekunder trafo menjadi Vs = Ip/Is x Vp Rumus mencari tegangan primer trafo Vp = Np/Ns x Vs Atau jika diketahui arusnya maka rumus mencari tegangan primer trafo menjadi Vp = Is/Ip x Vs Rumus mencari jumlah lilitan trafo Dari persamaan transformasi juga, kita dapat menentukan jumlah lilitan primer dan sekunder pada trafo step up maupun trafo step down. Baca juga Penggunaan Persamaan Efisiensi Trafo untuk Mencari Kuat Arus Primer Rumus mencari jumlah lilitan sekunder trafo Ns = Vs/Vp x Np Atau, jika diketahui arusnya maka rumus jumlah lilitan sekunder trafo menjadi Ns = Ip/Is x Np Rumus mencari jumlah lilitan primer trafo Np = Vp/Vs x Ns Atau, jika diketahui arusnya maka rumus jumlah lilitan primer trafo menjadi Np = Is/Ip x Ns Rumus efisiensi trafo Transformator memiliki efisiensi yaitu ukuran seberapa banyak rugi daya yang keluar dari trafo. Dilansir BBC, transformator ideal memiliki efisiensi 100% di mana daya primer Pp dan daya sekundernya Ps adalah sama. Daya P merupakan hasil kali dari tegangan V dan arus listrik I, sehingga persamaan transformator ideal adalah Ps = PpVs x Is = Vp x Ip Sehingga, efisiensi transformator memiliki rumus ? = Vs x Is/Vp x Ip x 100% Dengan,? efisiensi trafoVs tegangan sekunderVp tegangan primerIs arus sekunderIp arus sekunder Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Ciri- ciri trafo step down a. Jumlah lilitan kumparan primer selalu lebih besar dari jumlah lilitan kumparan sekunder, (Ip> Ns) b. Tegangan primer selalu lebih besar dari tegangan sekunder (Vp > Vs) c. Kuat arus primer selalu lebih kecil dari kuat arus sekunder, (Ip< Is) Produk Unggulan Dari Teknikmart : Pompa Air Bor Listrik Stabilizer Listrik

Hampir setiap bangunan kini sudah dialiri listrik, mulai dari bangunan di perkotaan hingga rumah-rumah di desa. Dengan begitu, masyarakat bisa menggunakan alat-alat elektronik dengan mudah, seperti menyalakan lampu untuk penerangan, menonton televisi, dan aktivitas lainnya. Arus listrik dalam rumah umumnya menggunakan jenis arus bersifat bolak-balik atau yang disebut dengan alternating current AC. Listrik rumah tangga berasal dari PLN dengan tegangan listrik sangat besar. Agar tidak berbahaya, listrik yang dialirkan ke rumah-rumah warga diturunkan dengan alat yang bernama transformator. Pada artikel ini, kita akan belajar tentang apa itu transformator. Selain itu, juga akan dibahas tentang prinsip kerja, fungsi, dan jenis-jenis. Tak hanya itu saja, artikel ini akan membagikan rumus dan contoh soal dari materi transformator. Pengertian transformator dalam Fisika Transformator atau yang biasa disebut dengan trafo adalah komponen listrik elektronika yang tersusun dari inti, kumparan primer, dan sekunder. Sehingga, transformator memiliki dua kumparan. Transformator dapat memindahkan dan mengubah energi listrik dari satu atau lebih rangkaian listrik ke rangkaian listrik lainnya. Hal ini karena transformator memiliki magnet yang bergandengan dan prosesnya menggunakan prinsip induksi elektromagnetik. Prinsip kerja transformator Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, transformator bekerja dengan prinsip induksi elektromagnetik. Transformator menggunakan induksi bersama atau mutual induction antara dua rangkaian yang terhubung dengan fluks magnet. Transformator secara sederhana terdiri dari dua buah kumparan yang secara listrik terpisah, tetapi secara magnet dihubungkan oleh alur induksi. Dua kumparan pada transformator tersebut menghasilkan induksi bersama yang tinggi. Apabila salah satu kumparan pada transformator dihubungkan ke sumber tegangan bolak balik, akan timbul fluks bolak balik di dalam inti besi dan kumparan yang lainnya pun akan terhubung, sehingga menimbulkan GGL gaya gerak listrik induksi. GGL induksi yang dihasilkan transformator sesuai dengan induksi elektromagnet dari hukum Faraday. Fungsi transformator Fungsi utama transformator adalah untuk menurunkan dan menaikkan listrik AC. Transformator bisa digunakan dalam beberapa keperluan. Di bawah ini adalah beberapa fungsi transformator Trafo bisa digunakan dalam rangkaian radio dan televisi. Trafo untuk keperluan ini biasanya menggunakan tegangan input 220 volt atau 110 volt dengan tegangan output antara 48 sampai 24 volt step down. Trafo juga dipakai dalam sistem instrumen listrik karena memiliki kemampuan untuk meningkatkan atau menurunkan tegangan dan arus listrik isolasi. Trafo jenis ini umumnya untuk alat listrik tegangan tinggi, misalnya 12,8 kV. Trafo tenaga biasa dipakai dalam pemakaian daya dari rumah tangga, pembangkit, transmisi, dan distribusi tenaga listrik. Karakteristik transformator Berikut ini beberapa karakteristik transformator Terdiri dari sebuah inti yang terbuat dari besi berlapis dan dua buah kumparan, yaitu kumparan primer dan kumparan sekunder. Kumparan pada transformator terbuat dari tembaga dan melilit kaki inti transformator. Jumlah kumparan dan tegangan pada bagian input dan output transformator berbeda, sesuai dengan fungsinya untuk menaikkan jumlah tegangan atau menurunkan. Pada transformator terdapat inti besi untuk mempermudah jalan fluksi yang ditimbulkan arus listrik melewati kumparan. Dalam transformator juga terdiri dari pendingin trafo, perubah tap, alat pernapasan, dan indikator. Jenis-jenis transformator Sesuai dengan fungsinya, transformator terdiri dari dua jenis, yaitu transformator step up dan step down. Berikut ini penjelasannya 1. Transformator step up Transformator step up berguna untuk menaikkan tegangan. Dengan begitu, tegangan dari kumparan sekunder akan lebih besar dibandingkan tegangan dari kumparan primer atau input. Sehingga bisa ditulis V2 > V1. Sementara itu, pada lilitannya, kumparan sekunder lebih banyak dibandingkan kumparan primer, dapat ditulis dengan N2 > N1. Sehingga, pada transformator step up memiliki aliran kuat arus yang lebih besar di bagian kumparan primer daripada di bagian kumparan sekunder I1 > I2 2. Transformator step down Sebaliknya dari transformator step up, transformator step down akan menurunkan tegangan, sehingga tegangan pada kumparan sekunder lebih kecil daripada kumparan primer V2 < V1. Dengan begitu, jumlah lilitan pada kumparan sekunder pun akan lebih kecil daripada jumlah lilitan pada kumparan primer N2 < N1. Dari hal tersebut bisa disimpulkan bahwa transformator step down memiliki jumlah arus yang lebih kecil di bagian kumparan primernya dibandingkan di bagian kumparan sekundernya I1 < I2 Rumus transformator Rumus yang digunakan dalam materi transformator cukup sederhana. Apabila jumlah lilitan pada kumparan primer N1, jumlah lilitan pada kumparan sekunder N2, dan tegangan primer V1, serta tegangan sekunder V2, masing-masing mendapatkan aliran arus listrik sebesar I1 dan I2, maka persamaannya adalah V1 / V2 = N1 / N2 = I2 / I1 Untuk menghitung efisiensi transformator, bisa menggunakan rumus ɳ = P2 / P1 x 100% atau ɳ = V2 I2 / V1 I1 X 100% Keterangan Rumus V1 tegangan primer volt V2 tegangan sekunder volt N1 jumlah lilitan primer N2 jumlah lilitan sekunder I1 Arus primer ampere I2 Arus sekunder ampere P1 daya masukkan atau input watt P2 daya keluaran atau output watt ɳ efisiensi transformator % Contoh soal transformator Untuk menambah pemahaman dari materi transformator ini, akan diberikan contoh soal transformator yang bisa diselesaikan dengan rumus di atas. Soal 1 Sebuah transformator step down dengan efisiensi 80% mengubah tegangan dari 1000 volt menjadi 200 volt dengan daya keluaran 40 watt. Tentukan kuat arus primer transformator tersebut! ɳ = 80% V1 = 1000 volt V2 = 200 volt P2 = 40 watt Jawaban ɳ = P2 / P1 x 100% ɳ = V2 I2 / V1 I1 X 100% 80% = 40 / x 100% 0,8 = 40 / I1 = 40 / 800 I1 = 0,05 ampere. Soal 2 Seseorang merancang sebuah transformator dan menginginkan menghasilkan tegangan sekunder 220 volt dari tegangan primer 110 volt. Dari dua hal tersebut, maka dibutuhkan perbandingan jumlah lilitan pada kumparan sekunder dan primer sebanyak… Diketahui V1 = 110 volt V2 = 220 volt N1 N2 = ? Jawaban V1 / V2 = N1 / N2 220 / 100 = N1 / N2 2 / 1 = N1 / N2 Jadi, perbandingan jumlah lilitan pada kumparan primer dan kumparan sekunder adalah 1 2. Demikian penjelasan tentang materi transformator pada pelajaran Fisika. Transformator dalam kehidupan sehari-hari sangat penting untuk menaikkan dan menurunkan tegangan sesuai dengan jenis transformator, terutama dalam kelistrikan rumah tangga sehingga setiap rumah mendapatkan tegangan listrik yang tidak terlalu tinggi dari PLN. Bagi kamu yang masih membutuhkan penjelasan lebih lanjut tentang materi ini atau pelajaran sekolah lainnya, bisa bergabung dengan Bimbel Online Quipper Video. M1O7lv.
  • csok1g7rx9.pages.dev/49
  • csok1g7rx9.pages.dev/205
  • csok1g7rx9.pages.dev/190
  • csok1g7rx9.pages.dev/58
  • csok1g7rx9.pages.dev/274
  • csok1g7rx9.pages.dev/136
  • csok1g7rx9.pages.dev/151
  • csok1g7rx9.pages.dev/351
  • kuat arus sekunder dari transformator step down